Mengenal Budaya Lokal Melalui Literasi Tematik
Kongkow Bersama Pustakawan kembali digelar oleh UPA Perpustakaan Universitas Jember. Kongkow Bersama Pustakawan seri ke 37 kali ini mengangkat tema “Best Practice: Literasi Tematik Berbasis Kearifan Lokal”. Kongkow Bersama Pustakawan yang dilaksanakan pada hari Jumat Tanggal 22 Maret 2024 ini mengundang Desti Putri Hanifah, M.Pd yang merupakan founder komunitas Read Aloud Indonesia wilayah Wonosobo.
Pada kesempatan ini perempuan yang juga Dosen di Universitas Sains Al-Quran ini menjelaskan bahwa penerapan program literasi dapat disesuaikan dengan konteks sasaran literasi dengan menggabungkan keenam literasi dasar yang disebut dengan literasi tematik. Hal tersebut merujuk pada pengertian literasi tematik sendiri yaitu integrasi berbagai literasi menjadi sebuah kegiatan dengan tema tertentu. Literasi tematik sendiri telah menjadi program dari komunitas yang dibina oleh komunitas Read Aloud Indonesia wilayah Wonosobo.
Alasan literasi tematik perlu diterapkan sebagai program literasi karena literasi tematik bersifat kontekstual dengan menyesuaikan program literasi dengan perkembangan sasaran program literasi, mengajarkan anak berpikir secara menyeluruh dan belajar literasi budaya dengan cara yang menyenangkan.
Komunitas Read Aloud Indonesia wilayah Wonosobo sendiri yang sasaran literasinya merupakan anak-anak, merancang program literasi yang bertemakan kebudayaan local. Setiap bulannya terdapat tema-tema yang berbeda bertujuan untuk mengenal budaya local wonosobo. Program literasi yang dirancang juga terinspirasi dari buku terbitan local wonosono. Salah satunya yaitu program literasi yang telah terlaksana pada tanggal 14 Januari 2024 mengangkat tema “Yuk Cari Tahu Apa Itu Jamang?” dimana tema tersebut terinpirasi dari buku berjudul “Jamang Lanang”. Pada tanggal 4 Februari juga telah terlaksana program literasi bertemakan “Mata Air untuk Kehidupan” yang terinspirasi dari buku berjudul “Muhi Mencari Mata Air”.
Pada kongkow Bersama Pustakawan seri ke 37 kali ini kita memahami tentang pentingnya mengenalkan kebudayaan local pada anak-anak, sehingga budaya kita tidak tergerus dengan budaya luar yang mudah masuk karena adanya kecanggihan teknologi. (igh)