Komunitas Tanoker: Upaya Meningkatkan Literasi Masyarakat Ledokombo
Pada acara Seminar Nasional Literasi yang dilaksanakan pada tanggal 30 November 2023, UPA Perpustakaan Universitas Jember berkesempatan mengundang Direktur sekaligus pendiri Komunitas Tanoker Ledokombo, Dra. Farha Ciciek, M.Si. Pada acara tersebut perempuan berdarah Ambon-Arab tersebut menjelaskan gambaran tentang Komunitas Tanoker Ledokombo yang didirikan pada Tahun 2009.
Ledokombo sendiri merupakan daerah pedesaan dimana mayoritas masyaraktnya menjadi buruh migran atau bekerja diluar wilayah Jember sehingga banyak anak-anak kecil yang hidup tanpa pendampingan orang tua. Mereka hidup bersama dengan keluarga terdekat yaitu Nenek ataupun Kakek. Hal tersebut menjadi perhatian tersendiri bagi pasangan suami istri, Ibu Farha Ciciek dan Bapak Suporahardjo untuk membantu pendampingan pada anak-anak yang ditinggalkan orangtuanya untuk bekerja dalam hal ini disebut dengan Yatim Piatu Sosial.
Anak-anak ledokombo menjadi elemen penting proses didirikannya komunitas Tanoker. Kata Tanoker sendiri merupakan bahasa Madura dari kepompong. Komunitas Tanoker Ledokombo memiliki sebua visi-misi yaitu mengupayakan terwujudnya “Lingkungan Tanoker” dan wilayah Ledokombo yang Ramah Anak (dengan perhatian khusus kepada yatim piatu sosial), Perempuan (Bocah-Lansia) dan Lingkungan (Ibu Bumi).
Komunitas Tanoker menciptakan sebuah Kawasan untuk Semua yang merupakan sebuah tempat dimana pertemuan berbagai kalangan, berbagai latar belakang dikelola untuk saling menguatkan. Komunitas Tanoker merupakan upaya bersama mewujudkan keadilan, Kesejahteraan dan Perdamaian di dan dari Desa.
Berdasarkan visi-misi tersebut Komunitas Tanoker menciptakan beberapa program diantaranya Bermain Belajar melalui permainana tradisional Egrang. Melalui permainana ini membawa sebuah perubahan sosial diwilayah Ledokombo yaitu Ledokombo dikenal di ranah Nasional dan Internasional dengan atraksi egrang yang dilakukan.
Komunitas tanoker juga menciptakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ledokombo diantaranya pengasuhan Gotong Royong dengan tagline Anakmu, Anak Kita, Cucumu Cucu Kita Bersama. Komunitas Tanoker juga berkolaborasi dengan beberapa komunitas untuk melaksanakan program literasi seperti Sekolah Bok-Ebok, Sekolah Pak Bapak, Sekolah Eyang, TPQ, RA (Raudhatul athfal)/TK, PAUD.
Upaya Komunitas Tanoker dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat Ledokombo telah ditelurkan melalui program yang telah berjalan. Komunitas Tanoker menerapkan konsep Bermain Belajar dalam mengembangkan Literasi Anak karna sejatinya anak-anak masih dalam tahap bermain. Kolaborasi antar masyarakat menjadi salah satu kunci sukses Tanoker menjadi komunitas independen yang bertahan sampai dengan sekarang.